MOHON DUKUNGAN

MOHON DUKUNGAN

Jumat, 27 Juli 2012

Analis: Suu Kyi Takut Muslim Rohingya Bahayakan Karir Politiknya


Analis: Suu Kyi Takut Muslim Rohingya Bahayakan Karir Politiknya

Jumat, 27 Juli 2012, 16:20 WIB
Khin Maung Win/AP
  
 Analis: Suu Kyi Takut Muslim Rohingya Bahayakan Karir Politiknya
Aung San Suu Kyi

AL-AKHBARONLINE.CO.ID - YANGOON -- Pemimpin oposisi Myanmar Aung San Suu Kyi mendapat kecaman keras atas aksi diamnya terhadap pembantaian Muslim Rohingya. Suu Kyi diduga khawatir akan kehilangan dukungan bagi partainya dalam pemilu 2015, jika memberi mendukung pada Rohingya.

Beberapa analis mengatakan, kelambanan Suu Kyi terhadap kasus Rohingya bermotif politik. Sebab Liga Nasional Demokrasi berencana maju pada pemilihan umum di Myanmar 2015 mendatang. Analis mengatakan, Suu Kyi takut bahwa apabila ia mendukung minoritas Muslim Rohingya akan membahayakan bagi kampanyenya.

Peraih Nobel Perdamaian Suu Kyi selama ini menolak berbicara mengenai pelanggaran yang dilakukan militer Myanmar pada Rohingya. Padahal Muslim Rohingya digambarkan oleh PBB sebagai salah satu kelompok paling teraniaya di dunia.

Ironisnya, kasus Rohingya meruak beberapa hari setelah Suu Kyi menerima hadiah perdamaian. Suu Kyi justru mengatakan pada wartawan, ia tak mengetahui apakah Rohingya termasuk orang Myanmar atau tidak.

Suu Kyi awalnya terkenal sebagai sosok pembela Hak Asasi Manusia karena telah melalui tahun-tahun panjang di penjara dan isolasi. Kini ia dituduh mengabaikan masalah manusia yang paling mendesak di Myanmar.

Direktur eksekutif Kampanye Burma di Inggris, Anna Roberts mengatakan, ia kecewa akan sikap Suu Kyi yang tidak transparan menghadapi kasus Muslim Rohingya di Myanmar. "Ini mengecewakan, dia berada dalam posisi sulit, tetapi orang telah kecewa dengan sikapnya," ujar dia.

Sementara Direktur Human Rights Watch Asia, Brad Adams mengatakan, Suu Kyi melewatkan kesempatan baik ini. "Ini semua meledak ketika ia melakukan perjalanan di Eropa dan ia tak mau menghadapinya," ujar dia.

Suu Kyi berada di bawah kecaman saat ia menolak mengkritik kebijakan Presiden Thein Sein. Seperti diberitakan sebelumnya, Thein Sein mendukung kebijakan pembersihan etnis terhadap minoritas Muslim di Myanmar.

Pemerintah Myanmar menolak mengakui Rohingya sebagai bagian dari Myanmar. Laporan mengatakan, 650 Muslim Rohingya tewas dalam kekerasan pada 28 Juni lalu di wilayah Rakhine. Sementara itu, 1200 lainnya hilang dan 80 ribu lainnya terlantar. 
Sumber: Press TV

Tidak ada komentar: