MOHON DUKUNGAN

MOHON DUKUNGAN

Senin, 30 Juli 2012

Puasa Mencerdaskan Otak Lho


Puasa Mencerdaskan Otak Lho 

Senin, 30 Juli 2012, 22:18 WIB
  
Puasa Mencerdaskan Otak Lho (3-habis)
Otak (ilustrasi)

AL-AKHBAR ON LINE - Imam as-Suyuthi ketika berumur 21 tahun sudah mampu menulis separuh kitab tafsir Al-Jalalain yang belum dirampungkan oleh Imam al-Mahalli, gurunya karena kedahuluan wafat. Itu semua dilakukannya hanya dalam tempo empat puluh hari, yaitu dari awai bulan Ramadhan hingga tanggai 10 bulan Syawwal tahun 870 H.
Kehebatan tingkat kecerdasan ini terjadi karena ia menulis sambil menjalani ibadah puasa. Selain Imam as-Suyuthi ternyata banyak ulama, tokoh, intelektual, dan bintang pelajar yang justru menuai keberhasilan karena terbiasa menjalani ibadah puasa. Adakah keterkaitan ibadah puasa dengan peningkatan kecerdasan otak?
Manusia hidup bergantung dari udara, makan-makanan, tanah, dan jagad raya sekitarnya. Fokus tersebut memberikan pengaruh kuat bagi hidup dan kehidupannya menuju objek materiil.
Ini bisa diraup dengan ilmu pengetahuan, sedang ilmu ini tidak bisa dimiliki manusia tanpa melalui kecerdasan otak dan kecakapan nalar pikiran yang sering dikenal dengan IQ (Intelligence Quotient).
Otak manusia yang beratnya sekitar 1,3 kilo gram tersusun atas jaringan yang rumit. Otak bertindak atas dasar informasi yang diterima terus-menerus dan tiada putus-putusnya, serta dibantu oleh saraf dan hormon.
Otak juga berfungsi memberi tahu kapan saatnya tubuh membutuhkan makanan, tidur, bangun, dan sebagainya. Begitu banyak kelebihan otak manusia dibanding dengan komputer. Otak yang berwujud seperti agar-agar, memiliki kemampuan berpikir, berimajinasi, dan berkreasi, yang tidak bisa diiakukan oleh komputer.
Otak adalah titik sentral di dalam rongga tubuh manusia untuk berpikir, belajar, dan bekerja. Ini berarti selama lambung kosong, sewaktu berhenti sejenak dari kerja keras selama setahun, cara berpikir menjadi lebih cemerlang. Dengan mengendalikan makan, akan tercipta konsentrasi dan pemusatan pikiran yang berarti meningkatkan IQ.
Sewaktu perut kenyang, banyak darah yang tersalur untuk melakukan proses pencernaan. Selagi seseorang puasa dan ketika perut kosong, maka volume darah di bagian pencernaan dapat dikurangi dan dipakai untuk kebutuhan lain terutama untuk melayani otak.
Orang yang terlalu kenyang mudah diserang rasa kantuk, letih, dan konsentrasi kemampuan berpikir menjadi kurang. Dalam sebuah pepatah disebutkan bahwa ilmu dan akal tidak mungkin bersama dengan lambung yang penuh makanan.
Luqman al-Hakim yang nama diabadikan dalam Alquran memberikan nasihat kepada putranya, "Wahai putraku, bila perutmu penuh, maka pikiranmu akan tidur, kebijaksanaanmu akan kelu, dan anggota tubuhmu akan malas menjalankan ibadah."
Bila perut manusia dipenuhi oleh makanan y an berlebihan, maka sel-sel akan kebanjiran zat makanan, berakibat urat saraf menjadi lembab, kerja otak terhambat, dan terjadi kemunduran intelektual, seperti menjadi pelupa, daya nalar melemah, dan sebagainya.
Sebaliknya, kalau perut dan lambung diberikan waktu sesaat untuk membersihkan bermacam-macam kotoran yang telah setahun penuh bermukim di dalamnya, maka kerja otak bertambah giat dan cepat sehingga menimbulkan daya yang sanggup memecahkan persoalan tanpa rasa letih. Cara berpikir yang penuh energi ini menghasilkan buah berbagai disiplin ilmu pengetahuan.
Pepatah mengatakan, "Apabila jiwa lapar maka seluruh anggota tubuh menjadi kenyang dan bila jiwa kenyang maka seluruh anggota tubuh menjadi lapar."
Kebenaran pepatah ini bisa dianalisis sebagai berikut;
Pertama , perut dalam keadaan kosong akan menyebabkan kosongnya zat-zat makanan di dalam usus kecil. Oleh karena itu, darah terpaksa mengisap zat-zat yang basah dalam usus dan perut sebagai gantinya.
Orang yang sering mengalami kondisi yang demikian pa umumnya memiliki daya penglihatan tajam, gerak-geriknya cepat serta memiliki kecakapan menganalisa persoalan dengan mudah.
Kedua , setelah zat-zat yang basah siap dihisap oleh tadi hilang maka usus dan perut menjadi kering dan seperti halnya mesin kalau kehabisan air akan menjadi kering dan panas. Dalam kondisi demikian, biasanya orang memiliki sifat sederhana dalam segal hal, bertindak tegas dalam mengambil keputusan tanpa sikap ragu-ragu
Ketiga , dalam kondisi usus dan perut kosong tadi maka lendir yang berada dalam usus dan perut akan menjadi hancur. Sebab, lendir inilah yang menjadi sumber penyakit. Lendir ini kalau selalu bertambah banyak dalam perut dan usus akan menyebabkan timbulnya penyakit yang dinamakan muceszichten . 
Jika seseorang dihinggapi penyakit ini, ia akan bersikap pasif, rendah, dan lemah daya pikirnya, dan lambat dalam segala-galanya.
Karya-karya bermutu para penulis dan para ulama banyak yang justru lahir pada bulan Ramadhan di saat mereka menjalani puasa. Demikian pula tokoh politik yang berpuasa dalam tahanan, acapkali mereka membuahkan tulisan-tulisan yang berharga seperti Buya Hamka, Sayyid Quthb, dan Ibnu Taimiyah.
Puasa sebenarnya tidak akan melemahkan fisik seseorang atau menyebabkan seseorang menjadi kekurangan gizi. Puasa justru dapat menghidupkan pikiran dan meningkatkan erdasan. Di dalam hikmah disebutkan, "Barangsiapa lapar perutnya maka menjadi besarlah kirannya dan menjadi cerdaslah hatinya."
Sumber: Puasa Menuju Sehat Fisik dan Psikis, Oleh Ahmad Syarifuddin


Tidak ada komentar: